BeritaBukan Sembarang Lawan, Langkah Perseorangan Compound Terhenti

21 April 2023

LAPORAN DARI ANTALYA

Kemenangan atas Toniolli mengantar Syahara bertemu dengan peringkat lima dunia compound putri, Tanja Gellenthien asal Denmark. Sementara Deki harus berhadapan dengan the rising star compound putra asal Amerika Serikat Sawyer Sullivan, yang masih bermain di babak semifinal hingga kini.

ANTALYA, 21 April 2023 – Nomor perseorangan compound putra dan putri Indonesia yang berlaga di Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) I di Antalya, Turki tidak menyisakan satu wakilpun dari babak perdelapan besar. Perwakilan terakhir Syahara Koerunisa untuk compound putri dan Deki Andika Hastian di compound putra harus mengakui keunggulan lawan-lawannya.

Syahara sempat tampil konsisten dengan mengkandaskan pemanah putri Italia Marcela Toniolli, yang saat ini menduduki peringkat 29 dunia compound putri. Lawannya Toniolli bukan atlet sembarangan, karena bagi Toniolli, ajang World Cup merupakan salah satu favoritnya. Namun, karena kegigihannya, Syahara mampu mengkandaskan Toniolli di babak eliminasi (64 besar) compound putri.

Toniolli adalah pemegang lima medali emas World Cup Stage, satu medali emas World Cup Final, dan dua medali emas World Championship. Pada babak kualifikasi di ajang World Cup Stage di Antalya, Toniolli menempati peringkat 24 dari 65 atlet compound putri. Dia berhasil mengumpulkan total poin 695.

Bertarung di bawah cuaca dingin, Syahara tidak memberikan kesempatan sekalipun kepada Toniolli untuk berkembang, Sejak awal, Syahara sudah memimpin dengan jarak 2 poin, 30 – 28. Pada akhirnya, Syahara menutup adu tangkas itu dengan poin 146 – 143.

Kemenangan atas Toniolli mengantar Syahara bertemu dengan peringkat lima dunia compound putri, Tanja Gellenthien asal Denmark. Pada babak penyisihan Gellenthien berhasil menduduki peringkat 9, dengan total poin 703. Dia juga adalah pemegang tujuh medali emas World Cup Stage dan satu medali emas World Cup Final.

Berhadapan dengan Gellenthien, Syahara justru yang tidak diberi kesempatan berkembang sekalipun. Sejak awal Gellenthien telah memimpin 29-28, kemudian 58-56. Niat untuk mengejar terus ada, karena sejak putaran kedua hingga keempat, Syahara terus membombardir dengan angka 29. Namun, sayang Gelenthien tampil konsisten, bahkan pada putaran terakhir dia mencatat angka sempurna 30. Skor akhirnya berpihak ke Gellenthien 146-143.

Bagi Syahara, pengalaman bertanding itu merupakan pengalaman berharga. Adalah langka bagi dirinya untuk bertemu dengan pemanah compound kelas dunia, seperti Toniolli, Gellenthien, bahkan Sara Lopez. Lawannya Gellenthien bahkan bisa melaju hingga. ke perempatfinal, sebelumnya akhirnua dikalahkan oleh Jyothi Surekh Vennam dari India, peringkat satu di ajang ini.

Nasib yang hampir sama juga dialami Deki Andika Hastian. Pada babak enam belas besar, Deki harus berhadapan dengan the rising star compound putra asal Amerika Serikat Sawyer Sullivan, yang  masih berusia 19 tahun. Rekor terbaik Sullivan adalah pemegang medali emas World Archery Youth Championship pada 2019. Namun, siapa sangka pada kompetisi ini, Sullivan masih melaju hingga ke semifinal, dan akan berhadapan dengan world number one compound putra Mike Schloesser dari Belanda.

Deki memang belum beruntung. Sebenarnya pada babak enam belas besar itu, Deki berhasil memberikan tekanan besar kepada Sullivan. Hingga putaran ketiga, Deki konsisten unggul 2 poin, berkat tembakan sempurnanya pada putaran pertama. Namun, memasuki putaran keempat, total tembakan Deki sempat turun ke 28, sedangkan Sullivan mendapat hasil sempurna 30, sehingga total poin menjadi sama kuat 115-115.

Keduanya pun beradu di putaran terakhir dan seri 144 – 144. Deki tidak bisa mempertahankan keunggulan dan tertekan di babak Shoof Off, karena anak terakhirnya harus meleset ke angka 8 dan Sullivan di angka 9. Deki harus menyerah dari Sullivan. Untuk diketahui, pada babak kualifikasi, Sullivan berhasil memperoleh total poin 715 atau berada di peringkat kedua.

Saat ini, Indonesia masih menyisakan pertandingan di nomor beregu campuran, baik compound maupun recurve, dan empat wakil di invididual recurve putra dan putri.

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.