BeritaD’Almeida Sendirian Di Antara Sapu Bersih Emas Korea Selatan

21 Mei 2023

LAPORAN DARI SHANGHAI

SHANGHAI, 21 Mei 2023 – Marcus D’Almeida tak tergoyahkan hingga akhirnya meraih medali emas recurve putra di Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) 2, Shanghai, China.

Sebagai world number one, dia sesungguhnya pantas berada di kursi panas tersebut, mengingat tidak mudah perjuangannya hingga di posisi tersebut. Seperti yang terjadi pada sektor recurve, ketika D’Almeida adalah satu-satunya sebagai kampium dari negara lain dan mengotori misi sapu bersih medali oleh Korea Selatan di Shanghai.

D’Almeida mengalahkan pemanah tuan rumah Li Zhongyuan dengan skor 7 – 3 untuk mencapai final. Dari lima kali putaran, dia menembak dengan skor tiga kali 28 dan dua kali 30, sedangkan Li membuka skor dengan sempurna 30, kemudian turun ke 28 – 26 – 28 – 27. Mental Li di babak empat besar tersebut memang benar-benar sedang diuji. Karena kesalahannya pada beberapa tembakan memberi ruang bagi D’Almeida untuk menang.

Oh Jin Hyek mengalahkan Steve Wijler, yang akhirnya meraih medali perunggu dengan mengkandaskan Li. Untuk Oh, pertarungannya dengan Wijler memang tidak mudah. Keduanya sama-sama jual beli tembakan. Wijler mengambil putaran pertama dan dibalas Oh pada dua putaran berikut. Selanjutnya pada putaran keempat dan kelima, keduanya sama-sama mengumpulkan skor imbang 29 – 28. Kemenangan Oh pada dua putaran sebelumnya menjadikan dia sebagai salah satu pemanah veteran dengan usia 41 tahun yang berada di final World Cup Stage.

Berhadapan dengan D’Almeida, usia tua Oh kembali dieksplorasi. Sangat kelihatan, ketika pada putaran pertama D’Almeida sudah memberikan tekanan dengan skor sempurna 30, selanjutnya pada babak kedua Oh tergelincir ke skor 27. Dua putaran pertama menjadi milik D’Almeida. Memang penampilan world number one recurve putra itu tidak sepenuhnya terbaik, karena pada dua putaran berikut dia mencetak skor 27 – 26, sedangkan Oh berhasil menekan dengan skor 28 – 28. Kedudukan saat itu menjadi sama kuat 4 – 4.

Pada putaran penentuan, untuk tiga tembakan terakhir, Oh mendapatkan poin 8 untuk anak panah pertama, sedangkan D’Almeida berhasil mendaratkan anak panahnya di angka 9. Oh menyesali kesalahan itu dengan menggaruk dagunya. Dia menjadi ragu dengan tembakannya. Selanjutnya, dua anak panah terakhir bersarang di angka 9 berurutan, sedangkan dua anak panah D’Almeida menghujam angka 10 dan 9. Kedudukan menjadi 4 – 6 untuk D’Almeida.

Oh yang gagal mempersembahkan medali emas untuk Korea Selatan menjadi satu-satunya yang lepas di sektor recurve. Tetapi, untuk veteran seperti dia, berada di final dan meraih perak adalah sebuah keajaiban. Persistensi prestasi. Sementara itu, D’Almeida membuka harapan bagi semua pemanah recurve bahwa Korea Selatan juga dapat ditaklukkan.

Sapu bersih medali emas Korea Selatan dimulai dari recurve women team. Tiga pemanah putri Negeri Tirai Bambu, An San, Kang Chae Young, dan Lim Sihyeon mengalahkan tim recurve putri dari China Taipei dengan skor telak 6 – 0. Tak ada ampun bagi China Taipei, tiga putaran terlalu mudah bagi tiga putri Korea itu menaklukkan China Taipei.

Laga berikut adalah Recurve Men Team, dengan Korea Selatan diwakili oleh Kim Je Deok, Kim Woojin, dan Lee Woo Seok. Mereka berhadapan di final dengan tim recurve putra tuan rumah. Korea mengawali dengan mengambil dua putaran pertama sehingga kedudukan menjadi 4 – 0, tetapi China berusaha untuk membalas pada putaran ketiga menjadi 4 – 2.

Pada putaran terakhir, dengan enam anak panah terakhir, China berhasil mendaratkan anak panah di angka 9 – 9 – 9 – 9 – 9 – X. Sementara itu, tiga pemanah asal Korea itu menancapkan anak panah pada angka 9 – X – X – X – 9 – 9. Tribun penonton pun penuh sorak sorai kemenangan dari kubu Korea Selatan.

Giliran berikut adalah Kang Chae Young dan Lee Woo Seok di Recurve Mixed Team. Kali ini lawan mereka di final adalah tim tuan rumah China Zhang Mengyao dan Wang Dapeng. Wakil China tersebut sempat memulai putaran pertama dengan menyakinkan dan berhasil menyegel skor 0 – 2 dari total tembakan mereka 38 dan Korea 34. Namun, tiga putaran berikut adalah milik Korea Selatan, skor akhir menjadi 6 – 2.

Laga menarik lainnya adalah pertarungan empat wakil Korea Selatan di Recurve Woman. Kang Chae Young, yang adalah unggulan pertama di turnamen ini berhadapan dengan An San, sang legenda hidup dari Korea. Kang termotivasi untuk mengalahkan kompatriotnya itu dan menanti pengakuan untuk pantas menggantikan An San. Benar, Kang menang 6 – 2 atas An San.

Di sisi lain, Lim Sihyeon, pemula di Korea dengan usia 19 tahun, berhadapan dengan pemanah sarat pengalaman Choi Misun. Di luar dugaan, Lim menyisihkan Choi dengan skor 6 – 2. Si pemula itu kini berlangkah ke laga final, berhadapan dengan Kang Chae Young, pemilik 13 medali emas World Cup Stage, 2 emas World Cup Final, 6 emas World Championship, dan 1 emas Olimpiade.

Di hadapan Kang, Lim benar-benar adalah pemula. Belum memiliki medali dan rekor. Dia cuma bermodal pemanah muda, seorang pendatang baru di Korea, yang memenangkan laga seleksi nasional di antara pemanah putri senior lainnya. Namun, melihat dari skor yang dia torehkan, Lim benar-benar adalah the rising star Korea Selatan.

Kang dibuat tak berdaya berhadapan dengan dirinya. Final dengan lima putaran itu hanya menjadi sangat simpel untuk Lim. Dia menaklukkan Kang dengan 6 – 0. Lim mencetak skor dua kali perfect score 30 – 29 – 30, sedangkan Kang 27 – 28 – 27. Satu anak panah Lim meleset ke angka 9, empat anak panah di angka X, dan empat anak panah lainnya di angka 10. Lim akhirnya berkalung emas untuk World Cup Stage pertama yang dia ikuti.

Selamat buat Korea Selatan, juga buat D’Almeida. Kami menanti prestasimu selanjutnya!

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.