BeritaRasakan Atmosfir Tanding, Tim Merah Putih Uji Lapangan Antalya di Sesi Latihan Bebas

17 April 2023

LAPORAN DARI ANTALYA

Tidak mudah bersaing dengan lebih dari 390 atlet panahan dunia yang datang dari 52 negara. Apalagi para pemain top dunia juga hadir dan memberi atmosfir tekanan tersendiri. Kuncinya adalah fokus dan atlet harus terbuka berkomunikasi dengan pelatih.

ANTALYA, 17 April 2023 – Tim Merah Putih untuk pertama kalinya menjejaki kaki di lapangan panahan Antalya untuk mengikuti sesi unofficial practice pada Senin (17/04/23). Komitmen terhadap hasil akhir setelah menjalani proses pelatihan selama berbulan-bulan mendekati hasil akhir, kendati harus melawan cuaca yang dingin di Turki.

Latihan bebas tersebut juga merupakan kesempatan uji mental pertama kalinya, setelah sekian lama atlet Indonesia absen dari ajang internasional. Tim Panahan Indonesia, yang mengenakan kostum dominan putih dengan garis merah di dada, berbaur dengan sejumlah atlet dari negara lain, yang di antaranya memiliki rekor dan ranking yang jauh lebih tinggi dari atlet-atlet panahan Merah Putih.

Bagi atlet-atlet muda seperti Baasith, Catherine Thea Darma, Gilang Aji Jayawardhana, Syahara Khoerunisa, Dhany Diva Pradana, Alpriani Eka Setiowati, dan Firstalitha Kyla Widaputri, ajang Hyundai Archery World Cup Stage I (AWCS) merupakan debut untuk turnamen internasional pertama. Mereka bahkan belum memiliki rekor yang tercatat dalam rangking dunia sama sekali.

Analis Performance sekaligus Juru Bicara Kontingen Indonesia untuk Antalya Lilies Handayani mengatakan, pada sesi latihan bebas, sangat kelihatan atlet-atlet muda Indonesia terbakar oleh perasaan sendiri dan merasa tersanjung dengan tampil di ajang seperti AWCS I tersebut. Namun, perasaan yang melambungtersebut harus dapat diatasi segera sehingga mereka tidak kehilangan teknik dalam menghadapi turnamen yang sesungguhnya pada Selasa (18/04/23) besok.

“Kelihatan sekali mereka belum bisa menguasai perasaan sendiri sehingga tembakannya masih kurang stabil, antara satu, dua, tiga anak panah. Hasilnya masih berbeda-beda dan tidak konsisten,” ujar dia ketika berbincang dengan indonesiaarchery.org di sela-sela latihan bebas kemarin.

Sementara untuk atlet-atlet senior seperti Riau Ega, Reza Octavia, Diananda Choirunisa, penampilan mereka pada sesi latihan bebas tersebut cenderung lebih stabil, fokus, dan mampu mengeluarkan teknik memanah sebagaimana pada sesi latihan sebelumnya.

Memang tidak mudah bersaing dengan lebih dari 390 atlet panahan dunia yang datang dari 52 negara. Apalagi para pemain top dunia juga hadir dan memberi atmosfir tekanan tersendiri.

Lilies, yang juga adalah salah satu dari tiga srikandi Indonesia, mengatakan, kuncinya adalah fokus. Jangan sampai atlet kehilangan fokus yang berakibat pada lemahnya kondisi fisik, cemas, dan gemetaran. Kalau kondisi itu terjadi, semua yang dilatih dan dipelajari bakal hilang. Jalan keluarnya adalah atlet harus terbuka untuk berkomunikasi dengan pelatih. Secepatnya merapat ke pelatih dan berbicara tentang kondisi yang dia hadapi.

Di sisi lain, sudah waktunya pelatih tidak perlu banyak kasih saran dan pendapat apabila atlet sudah merasa nyaman dan tembakannya sesuai sasaran. Cuma sedikit kasih saran, misalnya lengan kiri masih kurang atau lengan kanan tidak pas posisinya. Koreksi seperlunya untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaik sang atlet.

“Hal lain yang harus diperhatikan adalah pahami peraturan sehingga jangan sampai didiskualifikasi. Saat skoring, per sesi kapan harus mengisi berapa nilai X dan nilai 10. Sayang kalau didiskualifikasi karena atlet tidak paham aturan main,” katanya.

Menghadapi pertandingan pada Selasa (18/04/23) hari ini, Lilies berpesan kepada para atlet untuk selalu fokus pada tembakan. Buang semua pikiran yang membebani dan fokus dengan kinerja profesional di lapangan. Selain itu, kesiapan mental harus benar-benar siap tanding dan pantang menyerah. Karena pada babak selanjutnya, akan ada aduan yang menghadapkan atlet kita dengan atlet-atlet dari negara lain.

“Disiplin waktu, tidak saling menunggu. Panitia megharuskan atlet lebih baik menunggu daripada ditunggu. Satu atlet tidak disipin akan berakibat saling menunggu untuk atlet lainnya. Komunikasi dengan pelatih tetap harus dijaga,” kata dia.

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.