BeritaBerharap Ada di Olimpiade, Yurike Nina Bonita Setia Pada Jalur Compound

7 Maret 2023

JAKARTA, 07 Maret 2023 – Yurike Nina Bonita P sudah terlanjur jatuh cinta berat dengan divisi compound. Tidak ada keinginan dari dirinya untuk berpindah ke divisi recurve, seperti atlet cabang olahraga (cabor) panahan lainnya. Di recurve, peluang untuk bermain di kasta tertinggi Olimpiade terbuka lebar. Tetapi, Yurike, demikian dia disapa, tak goyah sekalipun.

“Saya sudah suka compound selepas dari kelas 5 SD. Bagi saya, bentuk busur compound itu unik. Saya tidak akan bakalan berpindah ke recurve dan menanti sampai kapanpun compound bisa dipertandingkan di Olimpiade,” ujar dia melalui sambungan telpon di Surabaya, Senin (05/03/23).

Kecintaan Yurike dengan cabor panahan berawal dari usia empat tahun. Ibunya adalah seorang atlet panahan di jajaran kepolisian. Lingkungan pergaulan di masa kecil turut membentuk Yurike hingga menekuni olahraga tarik busur tersebut. Kakak-kakak sepupunya adalah atlet nasional, di antaranya Dellie Tressyadinda, Della Adisty Handayani, yang tidak lain adalah putri-putri dari legenda srikandi Indonesia Lilies Handayani. Dari sana, ketika kakak-kakaknya berlatih, Yurike pun berkenalan dengan busur dan panah, lalu mencoba-coba, dan akhirnya menyukainya.

“Saya berlatih panahan mulai dari paralon, dari pipa untuk membentuk teknik memanah. Selanjutnya saya berkenalan dengan standar bow dari kelas 1 SD hingga ke 5 SD. Selepas dari itu, saya tidak pernah berpindah divisi lagi dari compound hingga kini,” katanya.

Saat ini, atlet panahan asal Jawa Timur tersebut, yang pada tahun ini berusia 18 tahun, merupakan atlet panahan dari Fast Archery Club. Setiap hari, pada masa persiapannya jelang kedatangannya ke Jakarta, dia selalu didampingi pelatih.

Yurike mengatakan, target dia untuk Seleksi Nasional (Seleknas) Tahap II adalah masuk di peringkat tiga besar untuk divisi compound putri. Sejak dinyatakan lolos dan kembali ke Surabaya, setiap hari dia meluangkan waktu untuk berlatih. Menu latihan yang diberikan pelatih, antara lain penguatan power, fisik, seperti push up statis, dan teknik.

“Menu latihan saya itu didasarkan pada evaluasi pada Seleknas Tahap I kemarin. Kondisi cuaca yang bisa berubah drastis dari panas ke hujan dan hujan ke panas cukup menguras fisik. Selain itu, saya berupaya untuk memanah setiap hari, dengan minimal jumlah tembakan sekitar 150 anak panah dan maksimal di atas 250 anak panah. Saya tidak mau over training,” tegasnya.

Pada Seleknas Tahap I, Yurike berhasil mengumpulkan total poin 3.324 atau berada di peringkat delapan dari 12 atlet panahan putri yang lolos.

Yurike saat ini tercatat sebagai mahasiswa jurusan management semester empat di Universitas Narotama, di Surabaya. Beruntung dia bisa mengambil kuliah online dan mengerjakan tugas-tugas kuliah pada malam hari. Dengan demikian, waktunya untuk berlatih tidak terganggu.

 

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.