BeritaSempat Berguru ke Korea, Richard Maulana Bakal Kejar Satu Tempat untuk Olimpiade

6 Maret 2023

JAKARTA, 06 Maret 2023 – Richard Maulana Irfan, atlet cabang olahraga (cabor) panahan asal DKI Jakarta akan bertanding nothing to lose di Seleksi Nasional (Seleknas) PB Perpani Tahap Kedua. Berbekal peringkat empat untuk divisi recurve dengan total skor 3147, Richard setidaknya jauh lebih yakin untuk meraih impiannya bisa berlaga di Olimpiade.

Semula Richard beranggapan cabor panahan cuma sebagai hobby, untuk mengisi waktu luang. Dia lebih memilih cabor renang dan basket. Secara pribadi, dia lebih suka dikenal sebagai atlet renang dan basket. Namun, berjalannya waktu, pandangan Richard berubah. Hal ini lantaran panahan memberikan berbagai peluang bagi Richard dari jalur prestasi.

“Lama kelamaan saya melihat cabor panahan ini sebagai olahraga individu untuk mencetak prestasi pribadi yang membuka banyak tawaran dan peluang. Berbeda dengan di basket dan renang yang lebih sulit. Jadi, akhirnya saya tekuni cabor panahan ini hingga kini,” ujar dia melalui sambungan telpon, di Jakarta, pada Minggu (05/03/23).

Richard mengatakan, dalam persiapannya menghadapi Seleknas Tahap II, setiap hari dia berupaya berlatih selama kurang lebih delapan jam. Jumlah tembakan rata-rata per hari di kisaran 500 anak panah. Menu latihan tambahan lainnya adalah memperbanyak tembakan untuk jarak dekat. “Saya akan tetap serius untuk bisa lolos ke pelatnas. Target utama saya adalah berlaga di Olimpiade. Serius tetapi nothing to lose,” katanya.

Pria yang baru berkenalan dengan cabor olahraga panahan ini sejak kelas 6 SD bercerita, dirinya pernah berguru ke negara Korea untuk memperdalam ilmunya dalam cabor ini. Dua kali dia pergi ke negeri ginseng itu, selama masing-masing sekitar tiga bulan. Di sana, dia berlatih dengan para olimpian dari negara tersebut, seperti Choi Ok Sun, Kim Je-deok, dan An Sun.

“Berbeda dengan sistem pelatihan di negara kita, Korea sangat mementingkan kualitas daripada kuantitas. Pelatihan para atlet digembleng oleh pelatih dengan perbandingan 1 pelatih untuk 3 atlet. Jadi, latihannya benar-benar akan detil, dalam hal teknik individual. Setiap atlet juga ditanamkan semangat yang ambisius. Tidak heran kalau mereka menjadi nomor satu untuk cabor ini,” kenang dia.

Jika dibandingkan dengan atlet lainnya, setiap hari Richard tetap menempuh pendidikan formal. Dia tercatat sebagai siswa di Cambridge Bakti Mulya 400. Beruntung bahwa sekolahnya memiliki pelajaran ekstrakulikuler dan Richard diperbolehkan menekuni cabor panahan. Karena itu, dia kadang hanya bersekolah setengah harian, kemudian berlatih panahan. Les-les lain yang ketinggalan di kelas akan dikejar melalui jalur les tambahan da privat.

“Saya ingat pesan orang tua, jadi atlet itu jangan sampai jadi atlet yang bodoh. Sekolah harus tetap jalan terus bersamaan dengan prestasi di cabang olahraga panahan. Harus pintar-pintar untuk bagi waktu dan berprestasi di keduanya,” katanya.

Berkat nilai rapornya yang bagus dan prestasi di lapangan panahan, sebuah universitas di Malaysia menawarkan dirinya beasiswa untuk kuliah di Negeri Jiran. Dia juga mendapatkan beasiswa dari sekolahnya berkat prestasi di panahan tersebut. Hal ini semakin memperkuat motivasinya untuk menekuni cabor panahan secara profesional.

Salah satu prestasi terbaik Richard adalah meraih emas untuk kategori beregu divisi recurve di PON Papua XX 2021 bersama kedua teman lainnya, Agus Muliyono dan RM Muhammad Rizqi Kusuma W mengalahkan tim Jawa Barat.

 

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.