BeritaKorea Selatan Pertaruhkan Nama Besar di Sektor Recurve Putri

12 April 2024

Seleksi untuk menjadi atlet pelatnas di Korea Selatan jauh lebih sulit ketimbang meraih emas di olimpiade. Kami yakin dan percaya sepenuhnya pada enam atlet recurve putra dan putri yang sudah terpilih. Jika kami bersatu padu, kami akan membawa pulang semua medali.

Jakarta, 12 April 2024 – Korea Selatan, yang tidak pernah absen dalam meraih medali emas olimpiade, mempertaruhkan nama besarnya dengan memilih tiga atlet recurve putri yang belum memiliki pengalaman sama sekali di ajang multievent olahraga tertinggi tersebut di Paris pada Juli – Agustus mendatang.

Tiga atlet recurve putri yang terpilih tersebut merupakan hasil akhir dari seleksi panjang, penuh persaingan, dan drama untuk enam atlet olimpiade yang akan mewakili negeri ginseng tersebut.

The Korean Olympic team for Paris 2024.
Top 3 tim pelatnas recurve putra dan putri Korea Selatan yang baru saja diumumkan setelah hasil akhir evaluasi seleksi Timnas pada Kamis (11/4/24)

Pada Kamis (11/4), Asosiasi Panahan Korea Selatan secara resmi mengumumkan bahwa Lim Sihyeon, Jeon Hunyoun, dan Nam Suhyeon menjadi tiga atlet pelatnas Korea Selatan terpilih yang akan bertanding di Olimpiade Paris dan mewakili negara tersebut di ajang internasional lainnya.

Dari ketiga nama tersebut, hanya Lim Sihyeon yang benar-benar baru dikenal karena kemunculannya yang menakjubkan di sepanjang tahun lalu. Lim, yang usianya baru 20 tahun, telah mengantongi 12 medali emas pada semua ajang tahun lalu, termasuk Asian Games dan Juara Dunia Beregu Campuran di Berlin, Jerman.

Jeon Hunyoun, lebih tua 9 tahun dari Lim, sama sekali belum punya pengalaman di ajang internasional. Satu-satunya rekam jejaknya adalah ajang panahan universitas dan Macau indoor open. Sementara itu, Nam Suhyeon, termuda dari ketiganya karena masih 19 tahun, belum punya rekam jejak internasional.

Pelatih Kepala Korea Selatan Hong Seungjin menegaskan, pihaknya tetap optimistis dengan para atlet yang sudah terpilih di pelatnas. Baginya, seleksi untuk menjadi atlet pelatnas di Korea Selatan jauh lebih sulit ketimbang meraih emas di olimpiade. “Kami yakin dan percaya sepenuhnya pada enam atlet recurve putra dan putri yang sudah terpilih,” katanya.

Dia menambahkan, kunci sukses dari tim yang sudah terbentuk tersebut adalah komunikasi dan kebersamaan. Karena itu, setelah seleksi tersebut selesai, para atlet akan mengikuti serangkaian pertandingan internasional dimulai dari Hyundai World Archery Stage I di Shanghai, China. “Jika kami bersatu padu, kami akan membawa pulang semua medali,” tegas dia.

Lim menegaskan, dirinya sependapat dengan pelatih kepala. Dia tidak ragu dengan tim yang sudah terbentuk. Karena yang terpilih saat ini adalah atlet terbaik di Korea Selatan. “Hanya dengan kerja sama tim yang baik dan kerja keras, kami bisa meraih sukses bersama,” katanya.

Sementara itu, untuk sektor putra, tidak ada kejutan dari tiga atlet yang terpilih. Kim WoojinKim Je Deok, dan Lee Wooseok secara meyakinkan menyisikan atlet-atlet lainnya dalam perebutan tempat di tim recurve putra. Ketiganya merupakan andalan Korea Selatan di tahun lalu. Kim Woojin bahkan akan mengejar medali emas ketiganya untuk beregu putra di Olimpiade Paris mendatang.

Seperti diketahui, Asosiasi Panahan Korea Selatan memiliki agenda rutin tahunan untuk seleksi Tim Nasional Panahan. Seleksi tersebut terbuka untuk semua atlet terbaik dari berbagai klub di Korea Selatan. Setiap klub mengirimkan atlet terbaik, yang akan mengikuti tahap seleksi selama kurang lebih tiga tahap, untuk mendapatkan top 16 dan top 8 untuk masing-masing divisi per gender.

Kedelapan atlet pada setiap divisi tersebut akan bertanding kembali pada Tahap Evaluasi I dan II, yang berlangsung pada awal Maret hingga 11 April lalu di Arena Panahan Internasional Yecheon, Jinho. Dari delapan atlet itu, tiga atlet terbaik akan dipilih mewakili masing-masing divisi, putra dan putri, menjadi Timnas Panahan Korea Selatan.

Pada tahap evaluasi akhir, Lim pada recurve putri tak terbantahkan selalu berada di posisi pertama dalam setiap kompetisi, baik penyisihan maupun evaluasi. Kerasnya persaingan tersebut menyebabkan An San, peraih tiga medali emas Olimpiade Tokyo, harus tersingkir lebih dulu pada Top 16 kompetisi internal tersebut.

Seleksi tersebut juga berlaku untuk Timnas periode tahun sebelumnya. Masing-masing atlet panahan kembali ke klub dan harus bersaing dengan status yang sama untuk satu tempat di pelatnas.

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.