BeritaBawa Kekuatan Penuh, Korea Hadirkan Perang Bintang di Shanghai

13 Mei 2023

LAPORAN DARI SHANGHAI

Kehadiran Korea sebenarnya sudah dinanti-nanti banyak pemanah dari negara lain, mengingat Korea merupakan tolok ukur dalam cabang olahraga panahan dunia.

SHANGHAI, 13 Mei 2023 – Pertarungan di Hyundai Archery World Cup Stage (AWCS) 2 yang berlangsung di Shanghai, China bakal berlangsung lebih seru dan ketat dengan hadirnya Korea Selatan, tim yang bertabur pemegang medali emas olimpiade. Kehadiran Korea sebenarnya sudah dinanti-nanti banyak pemanah dari negara lain, mengingat Korea merupakan tolok ukur dalam cabang olahraga panahan dunia.

Dari data yang dikeluarkan ianseo.net, kontingen Korea terdiri atas 16 atlet dan 8 pelatih. Sama seperti kontingen Indonesia, ke-16 atlet tersebut berasal dari empat atlet recurve putra dan putri serta empat atlet compound putra dan putri. Dengan demikian, Korea akan mengikuti semua nomor yang diperlombakan, baik individual maupun beregu.

Kim Woojin, atlet panahan Korea yang paling banyak meraih medali ems di ajang World Cup Stage, Final, dan Championship bakal memberikan perlawanan ketat untuk para recurver putra. Woojin didampingi Lee Woo Seok, Kim Je Deok, dan Oh Jin Hyek, seorang veteran yang telah berusia 41 tahun.

Oh Jin Hyek adalah pemenang dua medali emas olimpiade, satu dari nomor perseorangan pada Olimpiade London dan satu dari beregu pada Olimpiade Tokyo. Peraih medali emas olimpiade lainnya adalah Kim Woojin, yang memegang dua medali emas Olimpiade beregu, di Rio de Janeiro dan Tokyo. Juga yang lainnya adalah Kim Je Deok, untuk emas beregu dan campuran di Olimpiade Tokyo.

Bukan tidak mungkin, partai final perorangan bisa tersaji dari duel sesama Korea, seperti yang pernah terjadi antara Woojin dan Je Deok. Namun, nama-nama seperti Marcus D’Almeida, Brady Ellison, Garcia, Unruh, Dan Olaru, dan Mete Gazoz tidak akan pernah menyerah dengan hadirnya Korea.

D’Almeida yang saat ini menduduki posisi world number one untuk recurve pernah mengatakan, dia pernah beradu busur dengan Woojin dan saling mengalahkan. Dia tidak gentar dan siap beradu dengan para pemanah dari Korea.

Dari divisi recurve putri, pemanah elit dunia, seperti An San, Kang Chae Young, Choi Misun, dan pendatang baru Lim Sihyeon, yang masih berusia 19 tahun juga hadir. Akan sangat menarik untuk menyaksikan debut pertama Lim Sihyeon di ajang internasional, setelah dia berhasil mengalahkan senior-seniornya dalam adu skor pada saat turnamen seleksi timnas Korea.

Lim Sihyeon sendiri sangat mengagumi An San dan merasa terhormat bisa satu tim dengan legenda hidup pemanah putri recurve Korea tersebut. Dia bahkan bermimpi untuk bisa tampil dalam nomor beregu bersama An San. Kecuali Lim Sihyeon, An San adalah peraih tiga medali emas olimpiade, sedangkan Chae Young dan Choi Misun adalah peraih 1 medali emas olimpiade.

Penny Healey, peraih podium pertama recurve putri di AWCS 1 Antalya, Turki menyambut baik kehadiran Korea Selatan di AWCS 2. Penny menantikan kehadiran An San dan Choi Misun. Pada turnamen akhir tahun lalu, Penny sempat mengalahkan An SAn dan memaksa Choi Misun hingga ke babak shoof off.

Sebagai penguasa baru di recurve putri, Penny juga ingin membuktikan dirinya pantas menduduki tampuk kekuasaan itu dengan mengalahkan An San, Choi Misun, dan atlet-atlet Korea Selatan lainnya.

“Saya sadar bahwa Korea Selatan absen dalam turnamen ini. Tetapi, pada turnamen di akhir tahun lalu, saya berhasil mengalahkan An San dan memaksa Choi Misun hingga ke babak shoof off. Jadi, saya memiliki peluang besar jika berhadapan dengan mereka,” tegas dia.

Pembuktian Wilde

Sementara itu di divisi compound, laga AWCS 2 tersebut merupakan ajang pembuktian bagi Reo Wilde, yang menjadi satu-satunya pelatih asing di tim Korea Selatan. Berbeda dengan tim recurve, prestasi pemanah compound putra Korea masih berada di bawah. Karena itu, kehadiran Wilde, yang merupakan mantan penguasa compound putra diharapkan membawa perubahan besar untuk divisi compound tim Korea Selatan.

Wilde memiliki tugas berat, menyusul penampilan gemilang yang disuguhkan Jyothy Vennam di compound putri pada ajang World Cup Stage di Turki, kemarin. Selain Vennam, ada juga Ella Gibson, sang penguasa compound putri, Sara Lopez, Paige Pearce, dan Gellenthien.

Di sektor compoun putra, Korea Selatan juga harus bersaing ketat dengan Josef Bosansky, Mike Schloesser, Girard dan Boulch dari Perancis, yang menunjukkan performa signifkan di Turki, kemarin.

Berikut adalah kontingen Korea Selatan:

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.