BeritaJalani Debut, Kyla dan Sri Ranti Diuji Sara Lopez dan Ella Gibson

19 April 2023

LAPORAN DARI ANTALYA

“Pastinya aku deg-deg-kan banget, karena ini juga debutnya aku di dunia panahan internasional, pertama kali di ajang World Cup, apalagi harus berbagi satu bantalan dengan Sara Lopez. Semua perasaan campur aduk,” kata dia.

ANTALYA, 18 April 2023 – Firstalitha Kyla Widaputri dan Sri Ranti memetik pengalaman berharga pada babak kualifikasi Hyundai Archery World Cup Stage I (AWCS). Kyla yang kini masih berusia 17 tahun tersebut harus berbagi bantalan dan adu teknik di samping legenda hidup AWCS asal Kolombia Sara Lopez.

Sementara itu, tidak kalah serunya, Sri Ranti, yang lebih makan asam garam ketimbang Kyla, harus juga berbagi bantalan dengan peringkat satu dunia compound saat ini Ella Gibson dari Britania Raya.

Seperti diketahui, Sara Lopez, yang kini duduk di peringkat ketiga dunia untuk divisi compound putri, adalah satu-satunya atlet yang konsisten meraih medali di ajang Archery World Cup sepanjang sejarah. Total sekitar tujuh medali emas yang sudah dikumpulkan Sara Lopez dari ajang World Cup Final, 23 medali emas di ajang World Cup Stage, dan enam emas di ajang World Championship.

Sara Lopez juga memecahkan banyak rekor dunia dan pernah tampil tak terkalahkan pada semua ajang internasional pada periode 2017 sampai dengan 2019. Konsistensi Sara Lopez di papan atas compound putri terlihat dari perjalanan rangking dunianya yang tidak pernah lepas dari tiga besar dunia sejak 2013.

Tidak kalah garangnya, Ella Gibson, sejak debut internasionalnya pada 2019, hanya butuh waktu empat tahun hingga April 2023 lalu, dia berhasil mendapuk peringkat pertama dunia untuk compound putri. Terhitung sudah empat kali, Ella Gibson meraih emas untuk World Cup Stage dan satu perunggu di World Cup Final.

Untuk pencapaiannya sebagai world number one di compound putri, Ella Gibson mengatakan, dia sendiri tidak menyangka bisa meraih begitu cepat posisi itu, apalagi bisa mengalahkan favorit dan legenda seperti Sara Lopez. Dia menegaskan, berada di peringkat satu dunia memang merupakan tujuan dan targetnya. Tetapi, dalam rencana dia, peringkat satu dunia itu diperkirakan baru bisa dia raih dalam jangka waktu lima tahun.

Tak terelakkan lagi, dalam debut internasional seperti di ajang AWCS tersebut, atlet-atlet Indonesia memperoleh belajar berharga dengan harus menghadapi perang bintang sejak dini.

Kepada indonesiaarchery.org, Kyla mengatakan, ini adalah pengalaman pertama dia di ajang internasional dan merupakan pengalaman tak tidak bisa dia lupakan seumur hidup karena harus berbagi bidang sasar (bantalan) bersama legenda hidup seperti Sara Lopez.

“Pastinya aku deg-deg-kan banget, karena ini juga debutnya aku di dunia panahan internasional, pertama kali di ajang World Cup, apalagi harus berbagi satu bantalan dengan Sara Lopez. Semua perasaan campur aduk,” kata dia.

Kyla menambahkan, dengan perasaan yang campur aduk, dia memilih untuk fokus pada diri sendiri dan mencoba mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. Bagi dia, kesempatan pertama tersebut tidak ingin dia sia-siakan untuk memberikan hasil yang terbaik.

“Semua orang pasti menginginkan satu bantalan dengan Sara Lopez, itu tidak bisa dipungkiri. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan, tetapi saya tetap berusaha untuk memberi yang terbaik,” akunya.

Coach Subarno mengatakan, tim pelatih Indonesia sebenarnya sudah mengantisipasi terjadinya pertemuan dini antara atlet Indonesia dengan pemain panahan elit dunia saat ini. Dalam sesi briefing pada pagi hari sebelum bertempur, para atlet diingatkan untuk fokus pada diri sendiri dan tidak terpengaruh dengan kehadiran pemain dunia lain. Apalagi, ada beberapa atlet Indonesia yang saat ini sangat mengidolakan atlet-atlet top dunia, seperti Sara Lopez.

“Kami tekankan untuk jangan terpengaruh dengan kehadiran atlet-atlet top dunia. Fokus pada anak panah sendiri, main lepas, tanpa beban, dan selalu berpikir positif. Kalau sudah fokus dan mendapatkan poin 10, diharapkan atlet bisa mengulang terus pencapaian tersebut, karena dengan poin 10, hasil akhir yang baik dengan sendirinya akan tercapai,” kata dia.

Seperti diketahui, Kyla dan Sri Ranti saat ini lolos ke babak eliminasi pada Rabu (19/04/23) hari ini. Pada babak kualifikasi kemarin, Kyla berhasil mengumpulkan total skor 671 dan berada di peringkat 60. Sementara itu, Sri Ranti meraih total skor 673 dan berada di peringkat 58. Berbeda dengan perolehan skor yang berhasil dikumpulkan Ella Gibson, yang meraih total skor 707 dan bertengger di posisi empat, sedangkan Sara Lopez dengan total skor 710 di peringkat ketiga.

Sampai saat ini, tim compound putri Indonesia masih lengkap hingga ke babak eliminasi. Selain Kyla dan Sri Ranti, Syahara Khoerunissa dan Ratih Fadhly juga berhasil menjejakkan kaki di babak eliminasi dengan mengumpulkan total skor 686  yang dan berbagi peringkat di urutan 41 dan 42.

Dari total 65 peserta yang ikut di babak kualifikasi, Victoria Kardash harus tersingkir lebih awal karena yang berhak maju ke babak berikut cuma atlet yang mencapai peringkat 64 ke atas. Posisi pertama pada babak kualifikasi compound putri diduduki oleh Jyothi Vennam dari India dengan total skor 713.

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.