BeritaJadi Terbaik Kedua, Ratu Barebow: Semoga Barebow Makin Diakui Dunia

9 Mei 2023

JAKARTA, 09 Mei 2023 – Cinzia Noziglia, atlet panah barebow asal Italia, baru-baru ini dianugerahi penghargaan sebagai atlet panah terbaik kedua dunia 2022 setelah Ella Gibson. Popularitas Cinzia mengejutkan, karena mengalahkan pemanah dunia terbaik lainnya. Apalagi, Cinzia bukan berasal dari divisi compound atau recurve, seperti Ella Gibson yang menjadi world number one untuk compound putri saat ini.

Dengan penghargaan tersebut, Cinzia benar-benar layak disebut Ratu Barebow tahun ini. Dia memberikan pengaruh tersendiri bagi perkembangan barebow dunia, sebagaimana cita-citanya, ingin membawa barebow sama levelnya dengan compound dan recurve.

Penghargaan atlet terbaik dunia itu merupakan hak prerogatif dari para juri, yang dibentuk dalam sebuah panel, terdiri atas para jurnalis yang meliput cabang olahraga panahan dunia. Setiap juri memilih dua nama, salah satunya akan mendapat dua poin dan yang lainnya satu poin.

Cinzia, yang saat ini berusia 38 tahun, tak disangka meroket di urutan kedua atas pilihan panel juri dari jurnalis olahraga tersebut. Salah satu alasannya karena prestasinya yang mengkilap pada tahun lalu, karena berhasil meraih tiga mahkota tertinggi di turnamen barebow dunia World Games di Amerika Serikat, World Archery 3D Championship di Italia , dan World Field Championship di Amerika Serikat.

“Penghargaan ini adalah suatu kehormatan yang besar setelah menjalani tahun luar biasa, dan yang terbaik di sepanjang karier saya. Tiga gelar pada tahun yang sama di tahun lalu mewakili kerja keras saya selama bertahun-tahun. Terus menerus memperbaiki diri dan saya tidak menyangka berada di posisi ini,” ujar dia.

Dia menegaskan, penghargaan tersebut bakal semakin meningkatkan minat dunia terhadap barebow. Pasalnya, barebow memiliki busur yang tidak kalah indah dan menarik, dengan tantangan serta teknik memanah yang berbeda dengan compound dan recurve.

“Sekarang sudah banyak barebower bermunculan di seluruh dunia. Jumlahnya telah meningkat pesat. Saya berharap barebow semakin diakui dunia, sama levelnya dengan compound dan recurve,” katanya.

Cinzia mengenal dunia panahan di sebuah klub kecil dekat rumahnya. Pada 2014, dia memenangi gelar internasional divisi barebow pertama. Setelah itu, dia dipanggil untuk memperkuat tim nasional Italia dan konsisten berkarier sebagai pemanah di jalur barebow. Prestasi terbaiknya pada tahun lalu melejitkan namanya hingga dipanggil ke acara bergengsi Italia Got Talent, khusus untuk mempromosikan barebow.

Dalam wawancaranya bersama bow-international.com, Cinzia mengakui, barebow memang belum berkembang pesat seperti compound dan recurve. Setiap barebower memiliki teknik memanahnya masing-masing dan belum terstandar  melalui teknologi pemotretan seperti divisi lain. Divisi ini juga belum memiliki standar internasional dalam banyak hal, yang bisa menjadi acuan untuk diikuti oleh semua pihak.

“Untuk meningkatkan popularitas dan penghargaan barebow di level yang sama dengan divisi lain, kita harus memperlakukan barebow dengan cara ilmiah,” tegasnya.

Namun, dia melanjutnya, inovasi terhadap barebow harus bisa tetap mempertahankan keunikannya. Pemanah barebow selalu lebih mandiri dengan busurnya. Barebower tidak membutuhkan bantuan, seperti clicker atau otomatisasi dalam meluncurkan anak panah. “Kita terbiasa menangani busur dengan cara masing-masing yang kita inginkan,” katanya.

“Menariknya, barebow adalah kompromi yang sempurna antara busur tradisional dan busur modern yang berteknologi tinggi. Ruang inovasinya akan menjadi lebih sederhana, baik dalam hal memadukan bahan untuk busur maupun terkait cara memanah. Kita (para pemanah) akan tetap lebih mandiri, apapun inovasinya,” tambahnya.

Cinzia memang selalu terbuka dengan inovasi terhadap barebow. Banyak liputan yang menggambarkan kemajuan dari peralatan panah di divisi barebow saat ini. Sesekali dia juga diajak untuk mencobai berbagai inovasi tersebut. Namun, yang dipilih dan digunakan adalah busur yang benar-benar dapat meningkatkan hasil akhir dari tembakannya.

“Setiap pemahan memiliki ‘senjata’ favoritnya masing-masing. Belum tentu busur yang satu bisa bekerja sama baiknya untuk satu pemanah dengan pemanah lainnya. Satu busur bisa mengantarkan pemanah menjadi pemenang, tetapi busur itu bisa juga mengantar pemanah lain pada kekalahan. Jadi, bergantung dari kenyamanan dan hasil akhirnya,” kata dia.

https://www.indonesiaarchery.org/wp-content/uploads/2023/03/all-logo-copy.png

All contents © copyright Indonesia Archery. All rights reserved.